Metro Fokus Penuhi Kebutuhan Gizi Dengan Penerapan Program B2SA
METRO, BERITA AKTUAL – Update Diskominfo, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro akan memfokuskan pengentasan serta pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak di Bumi Sai Wawai.
Hal tersebut dilakukan karena Kota metro menjadi salah satu dari empat daerah penerima program beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) dari Badan Pangan Nasional.
Wali Kota Metro, Wahdi Sirajuddin mengatakan, pangan merupakan kebutuhan dasar. Sehingga, perlu adanya pemenuhan pangan yang berkualitas dengan kecukupan merupakan komponen dasar untuk mewujudkan SDM yang berkualitas.
“Tentu, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sejak dini. Ditambah dengan adanya program B2SA ini,” kata dia, Jumat, 27 Januari 2023.
Dia menyebut, dalam menjalankan program B2SA ini ada empat kabupeten kota di Indonesia yang terpilih, diantaranya, Kabupeten Subang, Gowa, Kebumen dan Kota Metro.
“Nah, untuk sasaran nya, ada 150 anak usia sekolah dasar, anak-anak terdampak stanting, anggota KWT dan kader PKK serta posyandu yang berjumlah 50 orang. Untuk saat ini kita fokuskan di Kelurahan Sumbersari Bantul,” ungkapnya.
Dia menambahkan, selain menjalankan program tersebut, perlu juga adanya pemberdayaan masyarakat, itu paling penting. Mulai dari gotong royong, dan lain sebagainya.
“Disini, kita memanfaatkan salah satu lahan tak terpakai. Artinya, lahan tersebut harus dimanfaatkan untuk mengisi ruang di masyarakat, seperti halaman rumah, sehingga ketahanan pangan tetap terjaga,” kata dia.
“Kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini, Metro tidak akan khawatir lagi. Karena inflasi tertinggi itu adalah inflasi pangan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Herry Wiratno mengatakan, program B2SA ini merupakan program untuk meningkatkan kebutuhan gizi di masyarakat.
“Nah, dalam hal ini, kami memberdayakan masyarakat untuk melakukan gerakan tanam pangan keluarga (Gertapaga). Mulai dari sayuran yang ditanam oleh kelompok tani wanita (KWT) yang nantinya dijadikan konsumsi masyarakat itu sendiri,” kata dia.
Dia menambahkan, dalam metode penanaman nya, tentu sudah bebas dari penggunaan pestisida ataupun pupuk kimia lainnya.
“Jadi, untuk pemenuhan kebutuhan gizi yang paling utama adalah keseimbangan. Dimana, gizi yang masuk ke tubuh seimbang dengan jumlah zat lainnya. Serta, sayuran yang terbebas dari pestisida,” pungkasnya..
(Antoni.G)