Mediasi Gagal, Kasus Kehilangan Motor di SMA Negeri 1 Metro Akan Dibahas Ulang.
METRO, BERITA AKTUAL – Update Curanmor, Kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) yang terjadi di SMA Negeri 1 Metro pada Kamis, 26 Januari 2023 hingga kini belum menemukan titik terang.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mempertanggungjawabkan atas kejadian tersebut. Mulai melakukan komunikasi dengan wali murid dan melaporkan ke pihak kepolisian.
Data yang dihimpun, satu unit motor yang hilang di halaman parkir SMA Negeri 1 Metro jenis Vario 125 dengan plat nomor BE 2307 EJ berwarna hitam.
Kepala SMA Negeri 1 Metro, M. Kholid mengatakan, atas kejadian ini pihaknya langsung melakukan beberapa upaya. Baik itu memperketat penjagaan maupun berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“Pada saat kejadian, saya sudah ketemu denga wali murid yang kehilangan motor. Pertama kita satukan persepsi dulu, bahwasanya kejadian ini adalah musibah. Kemudian, keesokan harinya pada hari Jumat, beliau datang lagi untuk mempertanyakan proses keberlanjutan,” kata dia, Kamis, 02 Februari 2023.
Dia menambahkan, selain mempertanyakan keberlanjutan proses itu. Dia membahas soal keadaan anak atas trauma yang saat itu diderita.
“Memang, anak ini baru masuk pada Selasa, 31 Januari 2023. Kita sebagai orang tua, tidak boleh menyalahkan anak akan kejadian tersebut,” tambahnya.
Dia menyebut, pada hari Senin, 30 Januari datang juga pihak dari pemerintah atas permintaan wali murid untuk mengkomunikasikan musibah ini.
“Senin kemarin dari Pemkot datang, dia menyampaikan bagaimana soal perkembangan kasus kehilangan motor tersebut,” ungkapnya.
“Untuk masalah pertanggungjawaban bukan sekolah tidak mau tanggung jawab, kita sudah komunikasi dengan babin yang diteruskan ke Polsek Metro Timur dan anggota sudah turun untuk cek ke TKP,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, memang sejauh ini sekolah sudah memberikan fasilitas yang seharusnya tidak difasilitasi. Berupa menyediakan tempat parkir bagi para murid dan memasang kamera CCTV di lokasi parkir.
“Itu adalah upaya yang dilakukan sekolah untuk meminimalisir adanya kehilangan motor. Ini juga untuk memudahkan orang tua, yang selayaknya anak ini tidak membawa kendaraan sendiri karena dibawah umur,” ujarnya.
Selanjutnya, pihak sekolah merasa keberatan akan permintaan dari wali murid untuk mengganti motor yang sudah hilang. Meskipun, peristiwa tersebut merupakan kelalaian dari satuan pengamanan (Satpam) yang teledor.
“Sumber dana sekolah itu ada dua, pertama dari dana operasional sekolah (BOS) dan komite. Dari situ, kami tidak ada pos anggaran untuk mengganti motor yang hilang,” kata dia.
“Kalaupun ada itu harus disepakati oleh komite dan itu harus dirapatkan dalam forum besar. Jadi tidak sesimpel yang kita bayangkan,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, orang tua dari yang kehilangan motor di SMA Negeri 1 Metro, Agus Fadly Irawan mempertahankan pertanggungjawaban Atas peristiwa tersebut.
“Kejadian itu kan di sekolah. Bahkan, itu dari kelalaian satpam yang saat itu ditinggal makan siang. Nah, harusnya, kalau mau ditinggal kan ada yang menggantikan jaga. Bukan dibiarkan kosong,” kata dia.
Dia menyebut, kelalaian fatal yang dilakukan tersebut bisa merugikan orang banyak jika prosedur penjagaan tidak diperbaiki oleh pihak sekolah.
“Maling itu akan melakukan aksi jika ada kesempatan. Maka, kalau dibiarkan kosong gitu nanti akan lebih banyak lagi motor yang hilang. Tolong lah, kerjasamanya,” pungkasnya.
(Antoni.G)